Dalam perjalanan suatu kota pasti akan banyak kita temui kisah-kisah yang membentuk kota itu hingga sekarang. Mungkin dari masyarakatnya, adat istiadat, atau kejadian-kejadian yang bersejarah. Setiap kota pasti punya cerita mereka sendiri, tapi bagaimana kota bisa bercerita kepada kita? Itulah yang di lakukan oleh Pekanbaru Heritage Walk (PHW). Mengajak orang-orang untuk menjelajah sambil memperkenalkan sejarah yang ada di Pekanbaru.
Pekanbaru Heritage Walk diinisiasi oleh beberapa orang, yaitu Bayu Amde Winata, Mike Agnesia, Refki Riyantori, Iwan Syawal, dan Yulie Nasution. Semangatnya adalah ingin membuka cakrawala masyarakat mengenai sejarah kota Pekanbaru. Hingga sekarang, PHW memusatkan kegiatan mereka di Kampung Bandar, Senapelan. Ada sedikitnya 1500-an orang yang telah berpartisipasi dalam program tersebut. Memperkenalkan Kampung Bandar Senapelan sebagai salah satu saksi sejarah di kota Pekanbaru.
Jadi, tempat apa saja yang akan kita kunjungi jika ikut menjelajah bersama Pekanbaru Heritage Walk? Yuk kita datangi satu persatu.
1. Rumah Singgah Sultan Siak
Rumah Singgah terletak di tepi sungai Siak, tepatnya
di bawah Jembatan Siak III. Didirikan pada tahun
1895 oleh
H. Nurdin Putih, mertuanya
Tuan Qadhi. Tempat ini memiliki atap berwarna biru dan terdapat semacam halaman di sebelahnya. Pada tangga pintu masuk Rumah Singgah, terlihat ukiran tulisan
23 Juli 1928. Tanggal tersebut menandakan waktu pemugaran rumah H. Nurdin Putih.
Menurut info yang didapat, rumah ini sering disebut dengan nama Rumah Singgah Sultan Siak. Biasanya menjadi tempat persinggahan pertama Sultan Syarif Kasim II ketika kapalnya baru berlabuh di Pekanbaru. Setelah itu barulah beliau menuju Istana Hinggap (destinasi terakhir PHW).
2. Terminal Lama Pekanbaru
Tak jauh dari Rumah Singgah Sultan tadi, BroSis akan melihat bangunan berwarna biru yang ternyata sebuah
Terminal.
Dulunya terminal ini merupakan pusat transportasi darat di Pekanbaru, dan juga menjadi saksi kejayaan PO Sinar Riau dan Batang Kampar ditahun
1950an.
3. Rumah Tenun Kampung BandarPerjalanan berikutnya menuju
Rumah Tenun yang berada di Kampung Bandar. Rumah ini sudah dibangun pada tahun
1887 dengan pemilik
H. Yahya. Di dalam rumah tersebut, BroSis akan menyaksikan proses pembuatan tenun secara langsung.
FYI, tempat ini merupakan saksi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga sekarang, rumah yang berlokasi di Kampung Bandar ini dimanfaatkan oleh ibu-ibu dan remaja putri untuk berkegiatan membuat tenun.
Rumah Tenun Kampung Bandar menjadi salah satu lokasi produksi tenun di Pekanbaru.
4. Pelabuhan dan Gudang PelindoGudang ini merupakan saksi bisu kejayaan perdagangan antara Pekanbaru ke Singapura. Pelabuhan Pelindo dibangun oleh belanda ditahun
1920 dan disinggahi oleh perusahaan pelayaran Belanda.
Di masa kejayaannya, pelabuhan ini di penuhi oleh komoditas-komoditas dan barang-barang yang di kirim ke Singapura dan kota lainnya melalui Selat Malaka.
5. Rumah Melayu Tempo Dulu
Perjalanan dilanjutkan memasuki gang kecil di Kampung Bandar Senapelan. Di area ini, BroSis dapat melihat rumah-rumah tempo dulu. Bila diperhatikan dengan seksama, akan terlihat jendela kecil dibagian atas pada rumah. Jendela kecil itu disebut
bilik pingitan.
Dulunya, jika ada pria yang bertamu ke rumah, gadis dirumah itu langsung diminta naik ke bilik pingitan. Si gadis tidak diperbolehkan bertemu langsung kepada tamu pria, hanya bisa mengintip dibalik bilik pingitan saja.
6. Tugu Nol Kilometer
Kita akan dibawa ke titik nol yang merupakan patok penanda pembuatan jalan antara
Pekanbaru - Bangkinang - Payakumbuh. Jalan ini juga menjadi urat nadi perdagangan dikala itu.
Tugu Nol Kilometer dibangun oleh Belanda pada tahun
1920. Semua barang di pantai Barat Sumatera dibawa ke Pelabuhan Pelindo tempat titik nol kilometer berada, hingga nantinya dibawa ke Singapura.
7. Komplek Makam Marhum Pekan
Komplek makam ini terletak di Kampung Bandar Kecamatan Senapelan, tepat di sebelah Masjid Raya Pekanbaru. Komplek Makam Marhum Pekan adalah Cagar budaya yang terdapat di kota Pekanbaru, Riau.
Di dalam komplek, terdapat makam-makam Keluarga Raja pada kerajaan Siak Sri Indrapura dan juga pendiri kota Pekanbaru.
Banyak wisatawan datang berkunjung untuk melihat makam dan datang untuk berziarah.
8. Istana Hinggap
Istana Hinggap atau juga biasa disebut Rumah Tuan Qadhi ini dulunya berfungsi sebagai tempat menginap Sultan Siak jika ia berkunjung ke Pekanbaru. Dan Siapakah tuan Qadhi? Tuan Qadhi adalah H Zakaria Bin Abdul Muthalib yang merupakan orang kepercayaan Sultan Syarif Kasim II yang menjadi penasehat Sultan bidang keagamaan.
Rumah ini juga menjadi saksi sejarah, salah satunya adalah rapat pembentukan Provinsi Riau yang diadakan di rumah ini.
Nah bagaimana? Menarik bukan? Begitulah rute yang bisa BroSis ikuti bersama Pekanbaru Heritage Walk.
PHW juga terus berbenah untuk menemukan rute-rute sejarah yang tak kalah menariknya di kota Pekanbaru. Mereka berharap bisa membawa pesan kepada semua orang bahwa kota dan sejarahnya adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Semakin banyak kita tahu mengenai kota kita, semakin kita akan mencintainya.
Hal yang menarik yang BroSis dapatkan dari PHW ini adalah semangat volunteer untuk bergerak memperkenalkan kota dari sisi sejarah. Kita juga akan makin menyadari ternyata masih banyak yang belum kita ketahui mengenai kota Pekanbaru. Pekanbaru memiliki Sejarah yang harus kita lestarikan bersama.
Ingin ikut kegiatan ini? Langsung follow account Instagram @pkuheritage.